ARSITEKTUR RUMAH ACEH
Rumah Aceh bersifat khas, dan dapat dibedakan tiga
macam yaitu Rumoh Aceh, Rumoh Santeut, dan
Rangkang. Rumoh Aceh, adalah rumah panggung, bertiang yang
tingginya antara 2-3 meter. Rumoh Aceh biasanya terdiri atas tiga bagian, yaitu rumoh inong, seuramou, dan rambat, masing-masing
dengan fungsi tertentu. Rumoh Santeut, adalah
rumah panggung yang lebih rendah dari rumoh Aceh, dengan tinggi
tiang sekitar 0,5 – 1 meter dari tanah, tanpa ada perbedaan tinggi antara
lantai rumoh inong dengan seuramou
dan rambat. Rangkang, adalah rumah kecil yang sederhana, yang
tingginya sama dengan rumah santeut dan
biasanya dipergunakan untuk tempat pertemuan dan tempat mengaji atau belajar
membaca Al-Qur’an, atau sebagai pondok (asrama), yaitu bagian dari dayah
tempat tinggal aneuk dayah (santri).
Adapun bagian-bagian sebuah Rumoh Aceh dan fungsinya adalah sbb:
1. Rumoh Inong, yaitu rumah induk yang disebut
juga rumoh tunggai, adalah bagian rumah
yang letaknya di bagian tengah dan lebih tinggi setengah meter dari serambi
depan dan serambi belakang. Rumoh inong itu
terdiri atas jurei yang terletak di bagian
Barat dan menjadi kamar tidur tuan rumah, dan anjong yang
terletak di bagian Timur dan menjadi kamar tidur bagi anak-anak perempuan
2. Seuramou Keu (serambi depan), berfungsi sebagai
tempat menerima tamu dan tempat musyawarah. Disini disandarkan sebuah tangga
yang biasanya berjumlah 9 atau 7 buah anak tangga. Serambi depan letaknya
memanjang sepanjang rumah tanpa ada kamar-kamar. Tangga ditempatkan di bagian
tengah rumah sehingga tamu dapat duduk di bagian kiri atau kanan serambi. Jadi
serambi depan rumoh Aceh bersifat terbuka, sesuai dengan fungsinya antara lain
tempat menerima tamu laki-laki, tempat mengaji dan tempat belajar anak laki-laki
(sekaligus tempat tidur mereka), dan untuk keperluan umum..
3. Seuramou Likot (serambi belakang), yang berfungsi
sebagai tempat duduk tamu di bagian belakang, dipakai juga sebagai
gudang. Sebagaimana halnya seuramoe keu,
ruangan belakang atau seuramoe likot tidak
lagi dibagi menjadi ruangan-ruangn yang lebih kecil. Tetapi ada juga yang
membangun seuramoe likot ini sedikit
lebih besar dari seuramoe keu dengan cara
menambahkan dua buah tiang pada bagian timurnya. Ruang tambahan itu
disebut anjong, yang sekali gus berfungsi sebagai
dapur. Pada dinding depan di bawah bara bagian luar biasanya dibuat rak
tempat meletakkan barang atau perkakas dapur, yang disebut sandeng(saneung)
4. Rambat, gang antara dua kamar kiri dan kanan
yaitu bagian rumah yang menghubungkan serambi depan dan serambi belakang.
5. Atap rumah. Kebanyakan atap rumah Aceh
adalah atap dengan rabong atau tampong satu, terletak di bagian atas
ruangan tengah yang memanjang dari ujung kiri ke kanan, sedangkan cucuran
atapnya berada di bagian depan dan belakang rumah. Atap rumah Aceh biasanya
dibuat dari daun rumbia yang diikat dengan rotan yang telah dibelah
kecil-kecil, ikatan tersebut namanya mata pijeut. Tulang
atap terbuat dari batang bambu yang dibelah-belah. Atap itu tersusun rapat
sehingga susunannya rapi dan tebal.
6. Ciri lain dari rumoh Aceh ialah
bahwa biasanya di setiap rumoh Aceh ada keupok padee (lumbung
padi) danbalee (balai). Keupok biasanya terletak di
depan, di samping atau di belakang rumah, dan balee sebagai tempat beristirahat
di waktu senggang biasanya didirikan di depan atau di samping rumah. Walaupun
letaknya terpisah dari rumah, namun keduanya tidak dapat dipisahkan dengan
cirri sebuah rumah Aceh.
Tiang-tiang
rumah Aceh biasanya berjumlah 16, 18, 22, dan 24 buah, dan paling banyak 40
buah, yang berjejer 4 baris, yaitu baris depan, baris tengah depan, baris
tengah belakang, dan baris belakang, dengan jarak masing-masing tiang 2,5
meter. Di antara tiang-tiang rumoh Aceh terdapat
dua buah tiang yang disebut tameh raja
(tiang raja) dan tameh putrou (tiang
putri). Kedua tiang itu membatasi kamar tidur dan serambi. Pada bagian
sebelah Utara didirikan tiang raja dan di bagian sebelah Selatan
didirikan tiang putri. Biasanya tinggi pintu
sekitar 120 - 150 cm dan membuat siapa pun yang masuk harus sedikit merunduk.
Makna dari merunduk ini menurut orang-orang tua adalah sebuah penghormatan
kepada tuan rumah saat memasuki rumahnya, siapa pun dia tanpa peduli derajat
dan kedudukannya. Selain itu juga, ada yang menganggap pintu rumoh Aceh sebagai
hati orang Aceh. Hal ini terlihat dari bentuk fisik pintu tersebut yang memang
sulit untuk memasukinya, namun begitu kita masuk akan begitu lapang dada
disambut oleh tuan rumah.
Rumah
Aceh dibuat dari bahan kayu, dan keistimewaannya ialah bahwa rumah Aceh tidak
mempergunakan paku, tetapi memakai tali pengikat (biasanya tali ijuk) sehingga
mudah dibongkar apabila diperlukan. Untuk atap dipergunakan daun rumbia yang
disusun memanjang sehingga bila ada cucuran air hujan dari atap akan
mengalir dari bagian tengah rumah (peurabong atau dhue)
ke bagian kanan dan kiri rumah. Setiap rumah Aceh memiliki sungkup atap menurut
lebar rumah apa yang dinamakan “tulak angen” berukir
motif tradisonal, dan ada ruang menjorok keluar sebagai tempat menyimpan
benda-benda/peralatan tradisonal.
Adapun
tanah untuk mendirikan rumah diutamakan yang terletak di pinggir jalan atau
lorong (jurong) yang membujur Timur-Barat, karena
kayu-kayu yang dibuat untuk konstruksi rumah letaknya harus menghadap kiblat.
Jadi rumah Aceh letaknya selalu membujur Timur-Barat dan menghadap ke Utara
atau ke Selatan.
Rumah
tradisional Aceh adalah rumah panggung yang disangga oleh tiang-tiang berbentuk
bulat, yang terdiri dari bahan kayu yang cukup tahan usia, atap rumbia dan
praktis tidak menggunakan paku. Rumah tradisional Aceh dalam ukuranyya disebut
“reueng”. Ada rumah 3, 5, 7 dan 9 reung. Makan banyak
reung makin besar bentuk bangunan. Reueng dimaksud adalah sela antara tiang
ketiang. Tiang rumah Aceh bulat dari kayu keras dan jarak dari tiang ketiaang
mencapai 4 meter.
Beberapa
nama istilah peralatan rumah Aceh sebagai tempat tinggal yaitu :
No.
|
Indonesia
|
Aceh
|
No.
|
Indonesia
|
Aceh
|
1
|
Ambang
Tangga/pintu
|
Ampeut
|
26
|
Atap
|
Buboung
|
2
|
Baji/pasak
|
Bajoe
|
27
|
Balok
Lantai
|
Lhue
|
3
|
Balok
|
Gratan
|
28
|
Balok melintang
|
Bara
Linteueng
|
4
|
Balok
menembus bawah tiang rumah
|
Toi
|
29
|
Balok
panjang melintasi tiang utama rumah
|
Bara
Panyang
|
5
|
Balok
panjang yang disorongkan pada tiang
|
Roe’
|
30
|
Balok
Penghubung
|
Tuleung
rueng
|
6
|
Balok
sejajar melintang pada belebas
|
Indreung
beuleubah
|
31
|
tembus
cahaya pada atap atau dinding bagian atas
|
Ceureumeun
|
7
|
Cermin
|
Kaca
|
32
|
Bubungan
|
Tampoeng
|
8
|
Dudukan
dinding
|
Neudue’
Binteuh
|
33
|
Dudukan
belebas
|
Neudue’
Beuleubaih
|
9
|
Dinding
|
Binteuh
|
34
|
Dudukan
kasau
|
Neudue’
Gaseue
|
10
|
Dudukan
pintu
|
Neudue’Pintoe
|
35
|
Ganjal
|
Keunaleueng
|
11
|
Jendela
|
Tingkap
|
36
|
Kisi-kisi
horizontal
|
Pupisang
|
12
|
Gantungan
pada loteng rumah
|
Titi
Mama
|
37
|
Kasau
bambu penjepit belebas
|
Gaseue
Gantung
|
13
|
Kasau
dinding atap
|
Gaseue
Inong
|
38
|
Kasau
penopang
|
Gaseue
Agam
|
14
|
Kasau sepanjang
balok melintang
|
Gaseue
Agung
|
39
|
Kalerai
anyaman dari daun kelapa
|
Bleuet
|
15
|
Kisi-kisi
|
Eumpung
Mirahpati
|
40
|
Gundukan
tanah tempat alas tiang
|
Teunamba’
|
16
|
Tangga
naik dari serambi keruang tengah
|
E’-Troen
|
41
|
Ornamen
berbentuk petak catur
|
Tapa’
catoe
|
17
|
Palang
Kasau
|
Geuguloeng;
geunuloeng; Peungguloeng
|
42
|
Papan
dinding luar pada induk Kasau yang dipasak
|
Peuneupi
|
18
|
Papan
memanjang diatas kaca bingkai dinding
|
Keukindang
|
43
|
Papan
penutup celah antara
|
Planan
|
19
|
para-para
|
Para
|
44
|
Pintu
|
Pintoe
|
20
|
Penekan
belebas
|
Geuneunton
Beuleubai
|
45
|
Sambungan
tiang/balok lantai
|
Crue’
; Ceuneurue’
|
21
|
Selasar
|
Seulasa
|
46
|
Tangga
|
Reunyeuen
|
22
|
Sumbat
tiang
|
Tueb
Gratan
|
47
|
Lantai
|
Aleue
|
23
|
Tangka
angin
|
Tula’
Angeun
|
48
|
Terali
|
Jeureuja’
|
24
|
Ujung
para-para yang menancap pada tiang
|
Puteung
|
49
|
Tiang
penopang bubungan
|
Diri
|
25
|
Tiang
tengah
|
Rang
|
50
|
Tiang
|
Tameuh
|
Ragam Hias (seni dekoratif ) Khas Aceh Sebagai Konsep
Arsitektur
Kebudayaan Aceh sangat kaya dengan seni dekoratif atau ragam
hias. Ragam hias ini dapat ditemukan pada hampir setiap Rumoh Aceh, Meunasah,
dan bangunan tradisional Aceh lainnya. Umumnya fungsi utama dari motif ragam
hias ini hanyalah sebagai hiasan semata-mata, kecuali motif bulan dan bintang
yang menunjukkan simbol keislaman, motif awan berarak (awan meucanek) yang
menunjukkan lambang kesuburan, dan motif tali berpintal (taloe meuputa) yang
menunjukkan ikatan persaudaraan yang kuat dalam masyarakat Aceh. Beberapa motif
ragam hias ini dikelompokkan dalam beberapa kelompok, yaitu:
§ Motif
Keagamaan, dengan corak ukiran yang terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran.
§ Motif
Flora, dengan corak ukiran stilirisasi tumbuh-tumbuhan baik berbentuk
daun, akar, batang, ataupun bunga-bungaan. Ukiran ini tidak diberi warna,
jikapun ada, warna yang digunakan adalah Merah dan Hitam. Pada Rumoh Aceh,
ragam hias ini biasanya terdapat pada rinyeuen (tangga), dinding, tulak angen,
kindang, balok pada bagian kap, dan jendela rumah.
§ Motif
Fauna, dengan corak ukiran yang terinspirasi dari binatang-binatang
yang sering dilihat dan disukai, umumnya unggas. Karena perwujudan langsung
makhluk hidup bertentangan dengan agama Islam, maka motif ini disamarkan.
§ Motif
Alam, dengan corak ukiran yang terinspirasi dari alam, diantaranya
adalah: langit dan awan, langit dan bulan, bintang dan laut.
§ Motif
lainnya, seperti taloe meuputa, rantee, lidah, dan lain sebagainya.
Ada juga keunikan lainnya dari rumoh Aceh, yakni terletak pada atapnya. Tali hitam atau tali ijuk tersebut mempunyai kegunaan yang sangat berarti. Saat terjadi kebakaran misalnya yang rentan menyerang atap, maka pemilik rumah hanya perlu memotong tali tersebut. Sehingga, seluruh atap yang terhubungan atau terpusat pada tali hitam ini akan roboh dan bisa meminimalisir dampak dari musibah yang terjadi.
Jika arah rumoh Aceh menghadap kearah angin, maka bangunan rumah tersebut akan mudah rubuh. Di samping itu, arah rumah menghadap ke utara-selatan juga dimaksudkan agar sinar matahari lebih mudah masuk kekamar-kamar, baik yang berada di sisi timur ataupun di sisi barat.
How to Play Slots Online for Real Money - Oklahoma
BalasHapusYou'll be able to 아시안부키 play online w88 slots online 365 벳 for free in Oklahoma from here, as well 태평양먹튀 as playing online winwinbet slot machines or bingo at your favorite Oklahoma casinos.